Selasa, 31 Juli 2012
0
Selasa, 31 Juli 2012
Unknown
sejarah Jaranan Dalam Proyek Pariwisata
Pemerintah kota kediri dengan menggunakan
organya DK3 (Dewan Kesenian Kota Kediri) beserta Dinas Pariwisata akan membuat
semacam buku panduan untuk jaranan. Buku ini akan mengulas banyak tentang pakem
jaranan khas kediri. Mereka bersama timnya sudah mempersiapkan segalanya unruk
membuat buku itu.
Proyek pemakeman jaranan ini direncanakanpada tahun 2008 nanti. Selama ini yang sudah dilakukan oleh dinas pariwisata
Kediri untuk melakukan pakemisasi jaranan adalah dengan menggali data-data yang
ada. Data-data itu mereka dapatkan dari para sesepuh jaranan. "Kita tidak
bisa sembarangan untuk menentukan semuanya itu. Usaha kita adalah mengumpulkan
para sesepuh untuk membincang bareng tentang kesenian jaranan. Kemudian
diseminarkan dan disepakati bersama'. Ujar Pak Guntur.
Rencana pemakeman ini akan melibatkan
berbagai tokoh sesepuh seniman jaranan dan sejarawan. Mereka juga mengupayakan
agar pemakeman ini bisa benar-benar tidak meninggalkan tradisi yang ada pada
kesenian di Kediri. Sebelum pemakeman itu dilakukan dinas pariwisata akan
menggali sejarah kota kediri teerlebih dahulu.
Program Dinas Pariwisata untuk tahun ini
dan 1 tahun mendatang adalah mencari pakem jaranan terlebih dahulu. Untuk
pengembangan dan pembimbingan pada jaranan-jaranan yang ada Kediri, dinas
pariwisata mengundang kelompok-kelompok jaranan untuk tampil Taman Wisata
Selomankleng setiap Minggu. Komunitas jaranan itu disuruh tampil untuk mengisi
hiburan di Selomangleng secara bergiliran.
Pada saat-saat tertentu Dinas pariwisata
juga mengajak para seniman jaranan untuk tampil mengisi hiburan di Taman Mini
Indonesia Indah. Pada saaat jaranan tampil di taman mini sudah berbeda dengan
jaranan yang ada disini. Mereka sudah dikolaborasi dengan tari-tarian lain.
Bagi kami jaranan itu yang penting adalah
dimunculkan saja supaya keberadaanya tetap bisa lestari. Pada saat ini
pemerintah kota kediri sedang mempelajari dan menggali kesenian jaranan yang
khas Kediri. Baik itu dari segi pakaianya, jogednya maupun alat musik yang
dimainkan. Proyek ini masih terhenti karena dana yang diajaukan untuk
mengerjkakan ini belum turun dari pemerintahan kota Kediri. Dana pembakuan
Jaranan ini akan dianggarkan pada RAPBD tahun depan.
Kita memerlukan dokumentasi, dana dan lain
sebagainya. Kita rencananya akan mengupas sejarah jaranan dari sungai Brantas.
Kita akan melihat perkembangan jaranan dari jaman Praislam. Jaranan Kediri
memiliki pakem sendiri-sendiri. Kita sudah mulai merancang jaranan
masing-masing misalnya yang pegon tidak memakai baju, untuk yang jaranan door
dan senterewe masih kami pikirkan bersama teman-teman seniman jaranan. kata pak
Guntur Dinas Pariwisata akan merumuskan secara bersama-sama dengan seniman
jaranan kemudian menyepakatinya. Dinas Pariwisata sebenarnya hanya
memfasilitasi mereka dan jangan sampai muncul bahwa ide pakemisasi ini adalah
proyek Dinas Pariwisata. Mereka akan bermusyawarah dengan para seniman dalam
menetapkan kesenian jaranan. Sebenarnya kita berfikir jauh kedepan untuk
menjaga keberadaan jaranan pada tahun-tahun yang akan datang.
Dinas pariwisata beranggapan, kalau tidak
ada pakem sendiri jaranan ini nanti akan semakin jauh dari aslinya. Karena
tidak ada buku petunjuk jaranan. Mereka hanya mengembangkan tradisi lisan.
Sedangkan tradisi lisan itu akan senantiasa berubah setiap tahunya.
Setiap jaranan memiliki pakem
masing-masing dan tidak mau mereka diseragamkan antara kesenian jaranan yang
satu dengan yang lainya. Menurut pak Guntur bahwa kesenian jaranan itu memang
memiliki pakem masing-masing akan tetapi saya mencoba urntuk bisa masuk dengan
pelan-pelan agar mereka bisa menerima saya. Misalnyua pada saat pertemuan saya
dengan para seniman beberapa waktu yang lalu. Saya pernh mengetes mereka untuk
menunjukan tarianya di depan forum. Saya meminta misalnya yang beraliran pegon
maju. Mereka antara pegon jaranan satu dengan yang lainya berbeda. Senterewe
juga berbeda satu sama lainya. Dalam perbedaan itu mereka berdebat sengit dan
saling menunjukan bahwa jarananya yang paling benar pakem.
Setiap ada festifal jaranan saya
mengumpulkan para seniman dan mengajak mereka supaya bisa menyeragamkan tarian
jaranan. Pada saat festifal kemarin para juri kebingungan untuk menilai jaranan
mana yang baik. Karena setiap jaranan memiliki karakter masing-masing. Sehingga
kita tidak bisa melihat mana yang harus dinilai. Akhirnya siapa yang baik itu
yang menang. Tapi mereka juga banyak yang protes tentang penilaian juri. Karena
mereka juga menganggap bahwa jarananya yang memiliki tarian paling bagus akan
tetapi tidak menang dalam festifal.
Pemerintah daerah itu haruslah
pandai-pandai memasarkan kesenian daerah. Jadi tidak hanya kesenian yang sudah
tenar saja yang kita suruh main. Juga bagi mereka-mereka yang belum punya nama
harus kita angkat. Saya tidak memandang kualitas yang ada akan tetapi saya
selalu memberikan contoh pada jaranan yang kecil supaya mengikuti jaranan yang
sudah besar.
Seniman di Kediri ini seringkali
pindah-pindah ruang. Maksudnya mereka selalu mengiikuti kesenian mana yang
populis dan digemari masyarakat. Kalau dahulu ludruk ya seluruh seniman banyak
yang di ludruk. Kalau sekarang ludruk dilarang main mereka beramai-ramai pindah
pada seniman jaranan
Related Articles :
Do you like this article? Spread the words!
If you enjoyed this post, please consider leaving a comment or subscribing to the E-mail feed to have future articles delivered to your feed reader.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “sejarah Jaranan Dalam Proyek Pariwisata”
Posting Komentar